ARTIKEL BETON BERTULANG
BETON BERTULANG
Oleh:Farah
Mona Mahfuzah
NIM:
H1A114085
ABSTRAK
Biasanya dipercayai bahwa
beton mengering setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya, beton tidak
menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi, mengelem komponen
lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu. Beton digunakan
untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan
penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam
bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair.
Dalam perkembangannya banyak
ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti beton ringan, beton semprot (eng: shotcrete), beton fiber, beton berkekuatan tinggi, beton berkekuatan sangat tinggi, beton mampat sendiri (eng: self compacted
concrete) dll. Saat ini beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak
dipakai di dunia.
PENDAHULUAN
Beton adalah suatu campuran
yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau agregat-agregat lain yang
dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air
membentuk suatu massa mirip-batuan. Terkadang, satu atau lebih bahan aditif
ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan karakteristik tertentu, seperti
kemudahan pengerjaan (workability), durabilitas, dan waktu pengerasan. Seperti
substansi-substansi mirip batuan lainnya, beton memiliki kuat tekan yang tinggi
dan kuat tarik yang sangat rendah. Beton bertulang adalah suatu kombinasi
antara beton dan baja dimana tulangan baja berfungsi menyediakan kuat tarik
yang tidak dimiliki beton.
Dalam suatu struktur bangunan beton
bertulang khususnya pada kolom akan terjadi momen lentur dan gaya aksial yang
bekerja secara bersama – sama. Momen - momen ini yang diakibatkan oleh adanya
beban eksentris atau adanya gravitasi dapat menimbulkan beban lateral seperti
angin dan gempa atau bisa juga diakibatkan oleh beban lantai yang tidak
seimbang. Maka dari itu, setiap penampang komponen pada struktur seperti balok
dan kolom harus direncanakan kuat terhadap setiap gaya internal yang terjadi,
baik itu momen lentur, gaya aksial, gaya geser maupun torsi yang timbul sebagai
respon struktur tersebut terhadap pengaruh luar.
SEJARAH BETON
Penggunaan beton dan bahan-bahan vulkanik
seperti abu pozzolan sebagai pembentuknya telah dimulai sejak zaman Yunani dan
Romawi bahkan mungkin sebelumnya. Dengan campuran kapur,
pozzolan, dan batu apung, bangsa Romawi banyak membangun infrastruktur seperti akuaduk, bangunan, drainase dan
lain-lain. Di Indonesia penggunaan yang serupa bisa dilihat pada beberapa
bangunan kuno yang tersisa. Benteng Indrapatra di Aceh yang dibangun pada abad
ke-7 oleh kerajaan Lamuri, bahan bangunannya berupa
kapur, tanah liat, dan batu gunung. Orang Mesir telah menemukan sebelumnya
bahwa dengan memakai aditif debu vulkanik mampu meningkatkan kuat tekan beton.
Penggunaan beton secara masif diawali pada permulaan abad
19 dan merupakan awal era beton bertulang. Pada tahun 1801, F.Coignet
menerbitkan tulisannya mengenai prinsip-prinsip konstruksi dengan meninjau
kelembaban bahan beton terhadap taruknya. Pada tahun 1850, J.L. Lambot untuk
pertama kalinya membuat kapal kecil dari bahan semen untuk dipamerkan dalam
Expo tahun 1855 di Paris. J.Moiner, seorang ahli taman dari Prancis mematenkan rangka metal sebagai tulangan beton untuk mengatasi taruknya
yang digunakan untuk tanamannya. Pada tahun 1886, Koenen menerbitkan tulisan
mengenai teori dan perancangan struktur beton. C.A.P Turner mengembangkan pelat
slab tanpa balok tahun 1906.
KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN BETON
Kelebihan beton adalah dapat mudah
dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi. Selain itu pula beton juga memiliki
kekuatan mumpuni, tahan terhadap temperatur yang tinggi dan biaya pemeliharaan
yang murah.
Sedang kekurangannya adalah bentuk
yang telah dibuat sulit diubah tanpa kerusakan. Pada struktur beton, jika ingin
dilakukan penghancuran maka akan mahal karena tidak dapat dipakai lagi. Beda
dengan struktur baja yang tetap bernilai. Berat, dibandingkan dengan
kekuatannya dan daya pantul yang besar.
Beton memiliki kuat tekan yang tinggi namun lemah dalam
tariknya. Jika struktur itu langsung jika tidak diberi perkuatan yang cukup
akan mudah gagal. Menurut perkiraan kasar, nilai kuat tariknya sekitar 9%-5%
kuat tekannya. Maka dari itu perkuatan sangat diperlukan dalam struktur beton.
Perkuatan yang umum adalah dengan menggunakan tulang baja yang jika dipadukan
sering disebut dengan beton bertulang (Mulyono,2004).
SIFAT BETON
Beberapa
sifat-sifat beton bertulang antara lain :
1.
Kuat Tekan
Kuat tekan beton (f’c) dilakukan
dengan melakukan uji silinder beton dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi
300 mm. Pada umur 28 hari dengan tingkat pembebanan tertentu. Selama periode 28
hari silinder beton ini biasanya ditempatkan Mdalam sebuah ruangan dengan
temperatur tetap dan kelembapan 100%. Meskipun ada beton yang memiliki kuat
maksimum 28 hari dari 17 Mpa hingga 70 -140 Mpa, kebanyakan beton memiliki
kekuatan pada kisaran 20 Mpa hingga 48 Mpa. Untuk aplikasi yang umum, digunakan
beton dengan kekuatan 20 Mpa dan 25 Mpa.
2.
Modulus Elastisitas Statis
Beton tidak memiliki modulus
elastisitas yang pasti.Nilainya bervariasi tergantung dari kekuatan beton, umur
beton, jenis pembebanan, dan karakteristik dan perbandingan semen dan agregat.
Sebagai tambahan, ada beberapa defenisi mengenai modulus elastisitas :
a)
Modulus awal adalah kemiringan diagram tegangan-regangan
pada titik asal dari kurva.
b)
Modulus tangen adalah kemiringan dari salah satu tangent
(garis singgung) pada kurva tersebut di titik tertentu di sepanjang kurva,
misalnya pada 50% dari kekuatan maksimum beton.
c)
Kemiringan dari suatu garis yang ditarik dari titik asal
kurva ke suatu titik pada kurva tersebut di suatu tempat di antara 25% sampai
50% dari kekuatan tekan maksimumnya disebut Modulus sekan.
d)
Modulus yang lain, disebut modulus semu (apparent modulus)
atau modulus jangka panjang, ditentukan dengan menggunakan tegangan dan
regangan yang diperoleh setelah beban diberikan selama beberapa waktu.
Peraturan
ACI menyebutkan bahwa rumus untuk menghitung modulus elastisitas beton yang
memiliki berat beton (wc) berkisar dari 1500-2500 kg/m3.
Ec=wc1.5(0.43)√fc'
Dan untuk
beton yang memiliki berat normal
berkisar 2320kg/m3
Ec=4700√fc'
Dimana :
wc : berat
beton (kg/m3)
fc' : mutu
beton (Mpa)
Ec : modulus
elastisitas (Mpa)
3.
Modulus elastisitas dinamis
Modulus elastisitas dinamis, yang
berkorespondensi dengan regangan-
regangan
sesaat yang sangat kecil, biasanya diperoleh dari uji sonik. Nilainya biasanya
lebih besar 20%-40% daripada nilai modulus elastisitas statis dan kira-kira
sama dengan modulus nilai awal. Modulus elastisitas dinamis ini biasanya
dipakai pada analisa struktur dengan beban gempa atau tumbukan.
4.
Perbandingan Poisson
Ketika sebuah beton menerima beban
tekan, silinder tersebut tidak hanya berkurang tingginya tetapi juga mengalami
ekspansi (pemuaian) dalam arah lateral. Perbandingan ekspansi lateral dengan
pendekatan longitudinal ini disebut sebagai Perbandingan Poisson(Poisson’s
ratio). Nilainya bervariasi mulai dari 0,11 untuk beton mutu tinggi dan 0,21
untuk beton mutu rendah, dengan nilai rata-rata 0,16. Sepertinya tidak
ada hubungan langsung antara nilai perbandingan ini dengan nilai-nilai, seperti
perbandingan air-semen, lamanya perawatan, ukuran agregat, dan sebagainya. Pada
sebagian besar desain beton bertulang, pengaruh dari perbandingan poisson ini
tidak terlalu diperhatikan. Namun pengaruh dari perbandingan harus diperhatikan
ketika kita menganalisis dan mendesain bendungan busur, terowongan, dan
struktur-struktur statis tak tentu lainnya.
5.
Kuat Tarik
Kuat tarik beton bervariasi antara
8% sampai 15% dari kuat tekannya. Alasan utama dari kuat tarik yang kecil ini
adalah kenyataan bahwa beton dipenuhi oleh retak-retak halus. Retak-retak ini
tidak berpengaruh besar bila beton menerima beban tekan karena beban tekan
menyebabkan retak menutup sehingga memungkinkan terjadinya penyaluran tekanan.
Jelas ini tidak terjadi bila balok menerima beban
6.
Kuat Geser
Melakukan pengujian untuk memperoleh
keruntuhan geser yang betul-betul murni tanpa dipengaruhi oleh
tegangan-tegangan lain sangatlah sulit. Akibatnya, pengujian kuat geser beton
selama bertahun-tahun selalu menghasilkan nilai-nilai leleh yang terletak di
antara 1/3 sampai 4/5 dari kuat tekan maksimumnya.
7.
Kurva Tegangan-Regangan
Hubungan tegangan-regangan beton
perlu diketahui untuk menurunkan persamaan-persamaan analisis dan desain juga
prosedur-prosedur pada struktur beton.
KOLOM
Definisi kolom menurut
SNI-T15-1991-03 adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga
beban aksial desak vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling
tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
BALOK
Balok adalah
bagian struktur yang berfungsi sebagai pendukung beban vertikal dan horizontal.
Beban vertikal berupa beban mati dan beban hidup yang diterima plat lantai,
berat sendiri balok dan berat dinding penyekat yang di atasnya. Sedangkan beban
horizontal berupa beban angin dan gempa.
PENGANTAR
GEMPA
Daktilitas (μ) adalah kemampuan
suatu struktur gedung untuk mengalami simpangan pasca-elastik yang besar secara
berulang kali dan bolak-balik akibat beban gempa diatas beban gempa yang
menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil mempertahankan kekuatan
dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur gedung tersebut tetap berdiri,
walaupun sudah berada dalam kondisi diambang keruntuhan.
a.Analisis
Beban Gempa
Struktur beraturan dapat
direncanakan terhadap pembebanan gempa nominal akibat pengaruh gempa rencana
dalam arah masing-masing sumbu utama denah nominal statik ekivalen (V)
b.Respon Spektra
Respon spektra adalah suatu diagram
yang memberi hubungan antara percepatan respon maksimum suatu sistem Satu
Derajat Kebebasan (SDK) akibat suatu gempa masukan tertentu, sebagai fungsi
dari faktor redaman (dumping) dan waktu getar alami sistem SDK tersebut (T).
Bentuk respon spektra yang sesungguhnya menunjukkan suatu fungsi acak yang
untuk waktu getar alami (T) meningkat menunjukkan nilai yang mula-mula
meningkat dulu sampai suatu nilai maksimum, kemudian turun lagi secara
asimtotik mendekati sumbu-T.
KESIMPULAN
1)
Beton adalah suatu campuran yang terdiri
dari pasir, kerikil, batu pecah, atau agregat-agregat lain yang dicampur
menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air membentuk suatu
massa mirip-batuan.
2)
Kelebihan beton adalah dapat mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan
konstruksi. Selain itu pula beton juga memiliki kekuatan mumpuni, tahan
terhadap temperatur yang tinggi dan biaya pemeliharaan yang murah.
3)
Sedang kekurangannya adalah bentuk yang telah dibuat sulit diubah tanpa
kerusakan. Pada struktur beton, jika ingin dilakukan penghancuran maka akan
mahal karena tidak dapat dipakai lagi. Beda dengan struktur baja yang tetap
bernilai. Berat, dibandingkan dengan kekuatannya dan daya pantul yang besar.
4)
Sifat beton meliputi kuat tekan,modulus elastisitas statis,modulus
elastisitas dinamis,perbandingan poisson,kuat tarik,kuat geser,dan kurva
tegangan-regangan.
SARAN
Kepada
pembaca agar kiranya setelah membaca artikel ini diharapkan mampu mamahami
dasar-dasar dari beton bertulang, kalaupun didalam artikel ini terdapat materi
yang bertentangan dengan materi sebenarnya agar memberikan koreksi untuk
memperbaiki penyusunan artikel yang sangat sederhana ini.
Komentar
Posting Komentar